Movie Review : Inkheart

Diambil dari novel dengan judul yang sama, Inkheart juga merupakan sebuah judul buku yang dalam film ini berisi karakter-karakter fantasi. Berkat kemampuan yang dimiliki Mortimer Folchart (Brendan Fraser), tokoh-tokoh dalam inkheart keluar ke dunia nyata dan berambisi untuk menguasai bumi. Masalahnya saat tokoh-tokoh itu keluar, maka berarti ada manusia yang tertarik masuk ke dalam buku. Dan manusia tersebut adalah Resa (Sienna Guillory), istri Mortimer. Sejak saat itu, Mortimer berhenti membaca cerita sebelum tidur bagi anaknya. Tahun demi tahun berlalu, Mortimer berusaha mencari kopian buku Inkheart dengan harapan ia bisa mengeluarkan istrinya dari sana.

Mo dan anaknya, Meggie (Eliza Bennett) sedang berjalan-jalan menyusuri pasar buku ketika Mo kemudian melihat sebuah toko buku kuno. Ada suara-suara yang menariknya melewati rak-rak buku di sana dan kemudian menemukan sebuah buku dengan judul Inkheart. Ia segera berlari keluar dan melihat anaknya berbicara dengan orang asing. Mo meminta anaknya kembali ke mobil sementara ia dan Dustfinger (Paul Bettany) kembali berbicara. Dustfinger adalah seorang pemain sirkus yang ahli dalam atraksi api. Ia juga tertarik keluar dari buku saat Mo membacakan cerita tentang Dustfinger untuk anaknya. Kali ini Dustfinger meminta tolong kepada Mo agar mengembalikannya ke buku, tapi Mo tidak mengerti cara melakukannya. Selain itu, Capricorn (Andy Serkis), salah satu tokoh paling jahat dalam buku Inkheart masih berusaha untuk berkuasa.

Mo dan Meggie lalu menginap di rumah orangtua Resa yang mengira anaknya terobsesi dengan petualangan sehingga nekat meninggalkan keluarganya, tanpa mengetahui bahwa sesungguhnya Resa berada dalam buku. Suatu malam, Capricorn dan para banditnya menyerbu rumah orangtua Resa dan menangkapi mereka. Mereka dibawa ke suatu penjara dalam kastil Capricorn dimana terdapat banyak hewan dan makhluk fantasi, hanya saja pada tubuh makhluk-makhluk terdapat tulisan kata-kata. Capricorn rupanya telah menemukan seseorang dengan bakat Silvertongue, orang yang bisa memanggil tokoh-tokoh dalam buku, seperti Mo. Hanya orang itu tidak bisa berbicara dengan baik sehingga tokoh yang keluar memiliki tulisan. Capricorn kemudian menyuruh Mo memanggil Farid (Rafi Gavron), tokoh pencuri dalam cerita 1001 malam dan juga memanggil hujan keping emas. Capricorn juga mmembakar buku Inkheart yang dibawa Mo, agar dirinya tidak pernah kembali ke buku itu. Mo dan Farid kemudian kembali dipenjara. Mereka lalu membuat rencana untuk melarikan diri, tanpa mengetahui bahwa Resa sebenarnya bekerja dalam kastil itu.

Tujuan mereka adalah untuk menemukan Fenoglio (Jim Broadbent), pengarang cerita Inkheart, berharap agar Fenoglio masih menyimpan salinan cerita Inkheart. Setelah mendapatkan kopian itu, mereka semua, kecuali Fenoglio dan Meggie, kembali ke kastil Capricorn. Sayang, Fenoglio dan Meggie kemudian tertangkap oleh anak buah Capricorn, bahkan mereka mengetahui kalau Meggie juga memiliki kemampuan silvertongue. Meggie dipaksa untuk memanggil keluar The Shadow, yang konon katanya tak terkalahkan. Meggie harus melakukannya agar Capricorn tidak membunuh ibunya yang sedang ditawannya bersama Fenoglio. Maka Meggie pun memanggil The Shadow. Mo, yang dibantu Dustfinger dan Farid, kemudian datang menyerang Capricorn dan anak buahnya. Dan sebelum terlambat, Meggie meminta agar The Shadow menghilang kembali, masuk ke dalam perut bumi, sementara makhluk-makhluk yang berasal dari buku turut kembali ke dunianya. Fenoglio lalu meminta Meggie agar turut mengirimnya ke dunia cerita agar ia bisa terus bertualang. Mo menetapi janjinya untuk mengirim Dustfinger pulang, dan Farid memutuskan untuk tetap tinggal di dunia nyata.

Pembahasan...ide cerita film ini sesungguhnya sangat menarik. Tokoh-tokoh khayalan yang ada dalam buku bisa keluar dan menjadi nyata. Sayangnya, film ini rasanya kurang memiliki sense fantasi. Apalagi tokoh-tokoh yang ada juga tampak seperti manusia modern pada umumnya. Kalaupun ada yang berasa fantasi, tak lain adalah para hewan dan makhluk seperti unicorn dan kera bersayap. Klimaks cerita hanya ada pada saat The Shadow muncul yang tampak seperti kumpulan awan hitam besar. Adegan ini juga tak berlangsung lama karena The Shadow perlahan menghilang kembali. Di tengah kehebohan film Transformer 2 dan Ice Age 3, film ini tak bertahan lama atau bahkan tidak tayang di beberapa bioskop ibukota.

1 komentar:

  1. sebenarnya sih bagus..tp yg disayangkan di film ini g disebutkan kenapa ada silvertong..Jujur kalo ngebosenin bagi gw karena texsnya gak jelas..:-=

    BalasHapus

Comment? Sharing?