Online lagi !!!


Akhirnya sekarang sudah bisa online lagi dari rumah. Kira-kira 2 minggu sudah internet di rumah ku putus, berhubung sesuatu hal. Dan sekarang sudah mengganti ke TelFlash.
Anyway... ada beberapa cerita nih saat gw ambil kartu SIM TelFlash nya.
Pertama adalah cerita tentang kekecewaan gw yg mesti mengambil kartu SIM itu ga bisa di grapari Slipi karena stock nya sedang kosong. Bahkan gw sempat menunggu 2 minggu baru ke sana lagi namun ternyata stock nya masih kosong. Mau tak mau harus ke grapari yg lain.
Nah selanjutnya pada suatu hari yg gw rasa pas untuk mengambil kartu tsb, datanglah gw ke grapari di gedung Alia dengan teman gw. Udh menunggu lumayan lama akhirnya dipanggil jg tuh. Dan hokinya, kata CS nya tu kartu pas tinggal satu lagi. Entah benar atau tidak kita anggap benar sajalah. Trus tiba-tiba teman gw bilang, eh liat deh TV yg ada di belakang kita, liat sudut kanan bawahnya.
Dan setelah gw liat, weleh-weleh.. ternyata disitu make tv cable dari first media. Aneh ga menurut kalian? padahal telkom sendiri kan punya tv kable sendiri. Yang ada disana jadi sekalian promosiin firstmedia. Wakakakakaka.... but mungkin ini hanyalah pikiran gw dan teman gw semata. Siapa tau dibelakang layar ada terjadi sesuatu yg tidak pernah terexpose ke masyarakat umum.
Yaah...biar lah ini menjadi cerita di blog ini saja. Hehehehehe... dan yg penting sekarang sedang test TelFlash nya dulu.
Thank for reading this blog and don't forget to visit back again !!
END OF POST. THERE IS NO MORE


Menikmati Makanan Asing di Bali


Untuk resensi pertama tentang kuliner, kali ini saya akan memberi info kuliner di Bali. Tapi maap2 aja nih bukan kuliner khas Bali. Tapi masakan luar negri di restoran asing di Bali. Ada 3 resto yang bakal langsung saya bahas di sini, yaitu masakan Italia, Steak and Ribs, dan Japanese food.

Kita mulai dari negara yang masih 1 benua dengan Indonesia, yaitu Jepang. Makanan yang paling khas di Jepang tentu saja sushi dan sashimi. Nah, untuk para penggemar kedua makanan tersebut, wajib datang ke restoran yang bernama AJISAI. Letaknya di kompleks Kuta Galeria, Kuta (bukan Mall Galeria lohh..). Kalo naik taksi bilang aja yang ada Ace Hardware-nya. Hehe.. Restoran ini menyajikan beragam sushi dan sashimi yang sangat beragam. Dari yang pakai telur gulung, tuna, abon, timun, dll. Masakan lainnya adalah macam-macam tempura, yakitori, tepanyaki, sup miso, dan bahkan nasi goreng. Untuk minuman ada cold/hot ocha dan desertnya ada buah-buahan, puding, agar-agar dan berbagai rasa ice cream.
Sementara kekurangan dari restoran ini adalah tidak ada sashimi salmon, sashimi yang ada hanya tuna dan kakap, tidak ada makanan khas Jepang yang satu lagi yaitu Mie Ramen. Dengan harga +- 100,000/orang untuk makan sepuasnya (bisa juga pesan ala carte) dan tempat yang besar, restoran ini cocok untuk makan bersama keluarga atau teman-teman anda. Apalagi di lantai atasnya terdapat pula fasilitas karaoke.

Selanjutnya mari kita kunjungi restoran yang terletak tidak jauh dari Kuta yaitu di Seminyak, yaitu WARUNG ITALIA. Meskipun namanya warung, tapi sesungguhnya ini adalah restoran dan jangan bayangkan tempat ini seperti Warung Tegal (bukannya menghina warteg loh..) Keunggulan dari restoran ini adalah pizzanya yang berukuran besar. Kita pun bisa melihat secara langsung proses pembuatan pizza yang kita pesan, dari pembuatan kulitnya, pemberian topping, sampai proses pembakarannya di oven kayu. Ya, di sini pizzanya memang dipanggang dengan oven yang berbahan bakar kayu dan arang. Pizza yang disajikan berukuran sangat besar, maklum yang punya adalah orang bule dan yang makan pun kebanyakan orang bule. Selain pizza, beragam pasta yang ada juga sangat enak dinikmati. Anda bisa melihat dan memilih sendiri pasta yang anda inginkan, jadi seperti makan di warteg gitu bisa milih sendiri. Hehehe... Untuk desertnya saya hanya mencoba tiramisu yang memang menjadi favorit saya. 1 cangkir tiramisu kira-kira untuk dimakan 2 orang, karena biasanya sudah kenyang dan eneg setelah makan pasta dan pizza yang besar itu.

Wisata kuliner (ciehhh...) terakhir kita adalah ke restoran Steak dan Ribs, ARENA. Letaknya di Sanur, sebelah McDonalds. Banyak yang membandingkan restoran ini dengan restoran steak lainnya yaitu Nurish, tapi saya sendiri belum sempat ke sana. Tapi dijamin steak di Arena ini tidak kalah nikmatnya. Banyak pilihan steak dan ribs di sini, mulai yang harganya lumayan (lumayan mahal atau lumayan murah tergantung orangnya, yaitu sekitar 50,000 - 60,000/porsi) sampai yang mahalnya luar biasa (sekitar 100,000 - 150,000/porsi). Satu hal yang pasti, masing-masing porsinya berukuran sangat besar. Apalagi steak/ribs nya juga dilengkapi dengan beberapa pilihan sayuran dan kentang, atau bahkan ada pastanya. Jadi anda cukup memesan 1 makanan dan 1 minuman sudah membuat anda sangat kenyang. Biar anda tidak salah pilih makanan yang akan anda nikmati, ada baiknya bertanya terlebih dahulu kepada pelayannya tentang makanan yang anda pesan, karena buku menunya menggunakan bahasa Inggris dan tidak disertai dengan gambar tentang makanannya. Anda juga sebaiknya datang ke sini mulai sore hari sekitar jam 5 atau setengah 6 karena biasanya sesudah itu restoran ini ramai sekali dan akan susah mencari tempat di sini.

Matur Suksma...

TIPS & TRICK BLOG : BACK UP WIDGET

Untuk tips & trick kali ini membahas tentang bagaimana mem-buckup widget yg ada pada blog. Namun sebelum lanjut lebih jauh sebenarnya apa itu widget? Widget adalah aplikasi kecil atau program yg digunakan pada halaman web untuk menyediakan fungsi tertentu.
Widget sangatlah berguna di dalam blog. Ada banyak widget yg dapat anda cari dan anda gunakan dalam blog maupun web anda yg bisa didapatkan dengan gratis. Lalu apa gunanya untuk di backup ? Backup tentulah berguna seperti halnya anda mem-backup data-data anda. Apalagi jika suatu saat anda ingin mengganti tampilan dari blog atau web anda. Nah pada saat mengganti tampilan tersebut, widget yg telah susah payah anda buat akan ikut terhapus. So bagaimana langkah-langkah untuk mem-backup widget yg telah dibuat?



Langkah-langkahnya adalah :
  1. Masuk ke menu DASHBOARD, kemudian pilih tab TATA LETAK -> tab ELEMEN HALAMAN
  2. Klik EDIT pada widget yg anda ingin backup
  3. Copy semua kode html yg ada
  4. Lalu paste di notepad, Simpan dengan nama yg anda mudah ingat
Mudah bukan ? Nah untuk memakainya kembali anda tinggal memasukkan kode yg telah anda simpan sebelumnya.
END OF POST. THERE IS NO MORE

Mengikat Tali Sepatu

Pernakah kalian teringat kembali masa-masa dimana kita semua ini baru belajar mengikat sepatu? Mungkin saat itu hal tersebut sangatlah menjadi hal yg sulit. Dan cara memasukkan tali ke sepatu pun hanya kita ketahui berdasar apa yg diajarkan oleh orang tua kita. Namun pernahkah kalian semua mencoba metode baru dalam memasukkan tali ke sepatu sehingga menghasilkan sesuatu yg berbeda dari biasanya? Jika tidak mungkin gambar-gambar dibawah ini dapat dijadikan referensi serta masukkan untuk anda yg ingin mencoba sesuatu yg baru dalam hal memasukkan tali ke sepatu.





END OF POST. THERE IS NO MORE

Jaga Kesucian Teknologi, Umat Hindu Rayakan Tumpek Landep


Umat Hindu Dharma di Bali, Sabtu (17/1), merayakan hari Tumpek Landep, persembahan suci yang khusus ditujukan untuk semua jenis benda yang berbahan baku besi, perak, tembaga dan jenis logam lainnya, antara lain keris dan senjata pusaka.

Kegiatan ritual yang menggunakan kelengkapan sarana banten, rangkaian janur kombinasi bunga, dan buah-buahan dipersembahkan untuk berbagai jenis alat produksi dan aset.

Aset yang mendapat persembahan khusus pada hari yang istimewa bagi umat Hindu itu antara lain mesin, kendaraan, sepeda motor, dan alat teknologi lainnya dari bahan baku besi.

Upacara tersebut umumnya dilakukan di masing-masing rumah tangga dengan skala besar dan kecil sesuai kemampuan dari keluarga bersangkutan.

Semua itu bermakna untuk memohon keselamatan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasinya sebagai Dewa Senjata.

Kegiatan ritual yang berkaitan dengan Tumpek Landep, baik di masing-masing keluarga maupun perusahaan dan kantor, berlangsung sejak pagi hingga sore dan malam.

Ketua Program Studi Pemandu Wisata Institut Hindu Dharma Indonesia (IHDN) Denpasar Drs I Ketut Sumadi M Par mengatakan, Tumpek Landep juga merupakan pujawali Betara Siwa yang berfungsi melebur dan memralina (memusnahkan) untuk kembali ke asalnya.

Salah satu hari yang cukup diistimewakan umat Hindu itu berlangsung setiap 210 hari sekali. Masyarakat yang berprofesi sebagai petani mempersembahkan kurban suci ditujukan kepada alat-alat pertanian, baik berupa cangkul, sabit, maupun traktor.

Semua peralatan yang terbuat dari besi dan tembaga, termasuk mobil dan sepeda motor yang lalu-lalang di jalan raya pada hari Tumpek Landep itu, diisi sesajen dan hiasan khusus dari janur yang disebut "ceniga", "sampian gangtung", dan "tamiang".

Semua itu merupakan wujud puji syukur orang Bali ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan pengetahuan dan kemampuan merancang teknologi canggih hingga tercipta benda-benda yang dapat mempermudah manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Teknologi canggih, menurut Ketut Sumadi, harus dimanfaatkan untuk hal-hal yang bersifat positif, sesuai dengan konsep hidup orang Bali, yaitu "Tri Hita Karana", hubungan yang harmonis dan serasi dengan Tuhan, alam, dan sesama umat manusia.

Oleh sebab itu, seluruh peralatan yang dipakai umat manusia dalam mengolah isi alam, khususnya peralatan yang mengandung unsur besi, baja, emas, atau perak, harus tetap dijaga kesuciannya.

Dengan demikian, selamanya akan dapat digunakan dengan baik tanpa merusak alam. Masyarakat yang berprofesi sebagai petani, misalnya, akan merawat dan menjaga alat-alat pertaniannya dengan baik.

Sementara itu, ujar Ketut Sumadi, masyarakat yang berprofesi sebagai pembuat berbagai peralatan dari bahan baku besi, baja, emas, dan perak (perajin) akan memelihara dan menjaga peralatannya agar tidak disalahgunakan untuk membuat benda-benda yang membahayakan kehidupan di alam semesta ini.

Sumber
END OF POST. THERE IS NO MORE

Sapu tangan yang lusuh


Malam bintang terang. Namun, cahaya itu tidak seterang kasih seorang ibu. Kasihnya tidak akan pernah usai sepanjang hayat kepada anak-anaknya.

Ibu saya sehari-hari adalah seorang penjaga kantin di sebuah SMP swasta di Bekasi. Dia juga membuat nasi uduk dan kue yang dititipkan di kantin dan warung-warung lain. Bangun pukul setengah empat pagi, baru beranjak ke peraduan pukul sebelas malam. Begitu terus, hidupnya dijalani tanpa mengeluh.

Penghasilan bapak yang tidak seberapa ditopang oleh hasil jualan ibu. Sejak SD sampai SMA, dari hasil jual kue itulah, saya dan adik-adik dapat uang saku. Saya jadi teringat Ibu A. Yani (janda alm. Jend. Ahmad Yani). Setelah Pak Yani meninggal karena dibunuh pada 1 Oktober 1965, Ibu Yani menghidupi keluarganya dari berjualan minyak tanah. Namun, beliau tak pernah malu atau gengsi. Justru, anak-anaknya kelak menjadi orang yang berhasil dalam pendidikan dan karir mereka.

Itulah yang menjadi kebanggaan saya terhadap sosok bunda. Gurat wajahnya yang telah mengerut menampakkan bahwa dia terlampau akrab dengan kerja kerasnya. Tangannya dipenuhi otot yang tampak ramah.

Jarang saya melihat dia pakai bedak, apalagi make-up. Seumur-umur, saya baru melihat bunda pakai make-up pada saat saya sudah beranjak dewasa. Itu pun pada saat saya diwisuda bersama ribuan wisudawan Unesa di Islamic Center, Surabaya sekian tahun yang lampau. Dia bilang ingin tampil cantik pada momen tersebut.

Setelah itu, kami sudah jarang bertemu. Saya memilih untuk menetap di Surabaya. Dalam setahun, kadang cuma sekali saya pulang ke Bekasi. Itu pun pas libur Lebaran atau Natal.

Meretas cinta itu tak pernah habis. Itulah ibu. Ketika berjanji untuk memperkenalkan calon pendamping hidup saya, saya berkesempatan bertemu dengan ibu lagi di Surabaya.

Beliau memberi sapu tangan kain lusuh kepada saya. Sampai di situ, saya masih belum mengerti makna yang tersingkap dari pemberian tersebut.

Bunda bilang bahwa sapu tangan itulah yang dia gunakan untuk mengompres saya saat mengalami kecelakaan motor yang membuat kaki saya patah pada 31 Desember 1998.

Setelah saya harus berpisah dengan orang tua pada akhir Agustus 1999 untuk kuliah di Surabaya, ternyata sapu tangan tersebut masih disimpan oleh bunda.

Kesibukan menjalani hari-hari pada masa kuliah seolah membuat saya menjadi jarang berkomunikasi dengan keluarga di Bekasi. Namun tidak dengan bunda. Sapu tangan itu tetap dia simpan untuk memendam kangennya pada saya. Hanya, saya sama sekali tidak menyangka sampai seperti itu. Saya sendiri baru tahu dua minggu lalu, saat memperkenalkan pujaan hati.

Setelah berkisah, bunda memberikan sapu tangan itu kepada saya dan merestui hubungan kami. Saya seakan tidak bisa berkata sepatah kata pun. Lidah ini terasa kaku. Hati bergetar karena terharu.

Bagaimana mungkin bahwa sapu tangan yang sudah lusuh itu masih disimpan sekian tahun hanya untuk memendam kangen pada anaknya?

Bukan kata-kata, tapi dengan sapu tangan lusuh itulah bunda menohok saya dengan cinta yang sederhana. Cinta tulus yang tak pernah berharap balasan dari siapa maupun anaknya sendiri sekalipun. Bintang itu terang.

Lewat sapu tangan lusuh tersebut, zaman boleh berubah. Tapi, cinta dan kerinduan seorang ibu tak bisa digerus waktu. Ia ada sampai kapan pun. Tak bisa dibalas dengan apa pun.

END OF POST. THERE IS NO MORE

Ilusi Penglihatan

Wajah siapakah yang anda lihat saat ini?
Tapi cobalah anda mundur secara perlahan namun tetap melihat pada gambar, dan wajah yang anda lihat pun akan berubah...Buktikanlah !!

END OF POST. THERE IS NO MORE


Pelajaran dari bocah penjual Koran


Pagi itu seperti biasa saya berangkat pagi setelah subuh dari rumah, ke tempat penyimpanan motor di bilangan cawang, uki, walau sering terlambat, kali ini saya datang labih awal ketempat menunggu bis antar jemput yang membawa saya ke kantor, saya menyukai naik bus jemputan karena lelah berkendara dari depok-cikarang. Tidak tahan kemacetan ibu kota.

Seperti biasa saya duduk bersama rekan rekan sambil menunggu jemputan. Tetapi karena saya datang lebih awal, munculah seorang bocah lelaki yang seperti biasa menawarkan Koran kepada semua penduduk shelter.

" Koran, Koran, Kompas, Media, tempo, republika, warta kota" begitu teriak bocah laki-laki tersebut menawarkan Koran kepada kami. "Koran bang" dia menawari ku untuk membeli Koran. "seperti biasa kompas satu" kataku meminta Koran yang biasa kubaca setiap pagi.

Tangan mungilnya dengan cekatan memilih Koran yang kuminta diantara tumpukan Koran dagangannya.

" ini bang Koran kompasnya" memberi Koran yang aku minta kepadanya, "nih ada kembaliaanya engga" kataku sambil menyodorkan uang Rp 50.000, kepadanya. "beres bang, pasti ada" segera dikeluarkan kembaliannya dari tas gembloknya yang kotor, "wah pagi-pagi uangnya dah banyak ya" kataku kepada bocah tersebut.


"Allhamdulilah bang, rejeki saya lagi lancar" katanya sambil tersenyum senang. Dan setelah itu diapun berlalu menawarkan Koran kepada para penghuni shelter lainnya.

Saat ini pukul 05.20, masih terlalu lama jemputan ku datang, maka saya menyempatkan membaca oran kompas yang tadi saya beli pada bocah tukang Koran tersebut.

Tanpa sadar saya memperhatikan betapa gigih seorang bocah tukang Koran tersbut mencari uang, dengan menawarkan daganganya kepada semua orang yang datang dan pergi silih beranti.

Sepintas tampak keringat membasahi wajahnya yang tegar dalam usia beliaya harus berjuang memperoleh uang secara halal dan sebagai pekerja keras.

" Koran, mba ada tabloid nova, ada berita selebritisnya nih mba, atau ini tabloid bintang, ada kabar artis bercerai" katanya bagai seorang marketing ulung tanpa menyerah dia menawarkan Koran kepada seorang wanita setengah baya yang pada akhirnya menyerah dan membeli satu tabloid yang disebut sang bocah tersebut.

Sambil memperhatikan terbersit rasa kagum dan rasa haru kepada bocah tersebut, dan memperhatikan betapa gigihnya dia berusaha, hanya tampak senyum ceria yang membuat semua orang yang ditawarinya tidak marah. Tidak terdapat sedikit pun rasa putus asa dalam dirinya, walaupun terkadang orang yang ditawarinya tidak membeli korannya.

Sesaat mungkin bocah tersebut lelah menawarkan korannya, dan dia terduduk disampingku, "kamu engga sekolah dik" tanyaku kepadanya "engga bang, saya tidak ingin sekolah tinggi-tinggi" katanya.

"engga ada biaya dik' tanyaku menyelidik, "Bukan bang, walau saya tukang Koran saya punya cita-cita" jawabnya, "maksudnya, kan dengan sekolah kamu bisa mewujudkan cita-cita kamu dengan lebih mudah" kataku menjawab.

"Aku sering baca Koran bang, banyak orang yang telah sekolah tinggi bahkan sarjana tidak bekerja bang, alias nganggur. Mending saya walau sekolah tidak tinggi saya punya penghasilan bang" katanya berusaha menjelaskan kepadaku. "abang ku bang, tidak sekolah bisa buka agen Koran penghasilan sebulannya bisa 3-4 juta bang, saya baca di Koran gaji pegawai honorer Cuma 700ribu, jadi buat apa saya sekolah bang" tanyanya kepadaku

Saya mengerutkan kening, tertanda saya tekejut dengan jawaban bocah kecil tersebut pemikiran yang tajam, dan sebuah keritik yang dalam buat saya yang seorang sarjana. Dalam hati saya membenarkan perkataan anak tersebut, UMR kota bekasi saja +/-900rb untuk golongan smu.

Saya pun tersenyum mendengar jawaban anak tersebut, kemudian bus jenputan saya pun tiba dan saya meninggalkan bocah tersebut tanpa bisa menjawab pertanyaanya, apa tujuan kita sekolah, menjadi sarjana.?

Karena banyak sarjana sekarang yang begitu lepas kerja mengaggur, tidak punya penghasilan, dan banyak juga karena belum bisa bekerja yang melanjutkan S2 dengan alas an ingin mengisi waktu luang dan menambah nilai jual dirinya.

Tapi pernyataan bocah penjual Koran tersebut menyadarkan saya, tentang rejeki, dan tujuan dari bersekolah, yang saat ini saya mungkin kalah dengan bocah kecil tersebut, walau saya seorang yang mempunyai penghasilan dan mempunyai suatu jabatan saya hanyalah manusia gajian, saya hanya seorang buruh.

Beda dengan bocah kecil tersebut, dalam usia belia dia sudah bisa menjadi majikan untuk dirinya sendri. Sungguh hebat pemikiran lugu bocah penjual Koran tersebut. pembalajaran yang menarik dari seorang bocah kecil yang setiap hari kutemui.(EA)
"Rizky Tuhan sungguh tidak terbatas, tinggal kemauan kita untuk dapat berusaha menggapainYa"

"Pelajaran Dapat di peroleh tidak hanya di pendidikan formal, Dan dunia pun banyak memberi pelajaran untuk kita"
END OF POST. THERE IS NO MORE

Resensi Madagascar 2 + Bedtime Stories + Yes Man










Heluuu..Bahas resensi lagi nih. Kali ini tentang film komedi. Langsung 3 film sekaligus. Berhubung jadwal maennya di Jakarta juga deket..Soo..here they are..
Yang pertama MADAGASCAR 2. Cerita intinya tentang Alex dkk yang berhasil pergi dari Madagascar tapi sialnya lagi-lagi mereka harus terdampar di Afrika. Di Afrika mereka ketemu dengan hewan-hewan sejenisnya,

bahkan Alex bisa kumpul lagi ma keluarganya. Dan kali ni
perjuangan mereka bukan bagaimana
balik ke AS lagi, tapi untuk menyelamatkan hewan-hewan dari kekeringan. Langsung ke pembahasannya...kurang banyak adegan-adegan yang bener-bener bisa buat ngakak. entah karena yang buat mau memusatkan cerita ke masa lalu Alex dan cintanya Melman si Jerapah dengan Gloria si Kuda Nil yang buat ni film jadi film romantis, atau karena Madagascar emang kurang menggigit dibandingkan film-film sejenis seperti Iced Age dan Shrek.

Lanjuttttt...next movie adalah BEDTIME STORIES. Yaitu tentang Adam Sandler yang harus menjaga keponakan2nya dan kemudian ia memberikan dongeng sebelum tidur, yang kemudian secara kebetulan cerita-cerita tersebut jadi kenyataan, seperti hujan permen (padahal ada truk pembawa permen yang kebuka bagasinya di atas dia), menyelamatkan seorang cewek dari para penjahat (kenyataannya para penjahat itu adalah paparazzi), ampe kemunculan Abraham Lincoln saat dia mau ciuman (yahh...Abe Lincoln itu muncul dalam bentuk koin sen). Perjuangannya di sini adalah bersaing untuk mendapatkan hak untuk mengelola salah satu hotel milik bosnya. Bla bla bla...At the end, dia memang memenangkan persaingan, tapi karena nyemprot bosnya dengan alat pemadam api akhirnya dia dipecat. Tapi toh akhirnya dia hidup bahagia dengan mengelola hotel miliknya sendiri.
Pembahasan...ceritanya boleh lah..meski dongeng2 tersebut kadang jadi berlebihan, hiperbol. Beberapa adegan juga cukup kocak, tentunya karena Adam Sandler yang memang udah ahli membintangi film komedi. Pesan dari film ini adalah happy end itu ada dalam dongeng dan juga dunia nyata, masalahnya adalah seberapa besar perjuangan yang mau kita lakukan untuk mencapainya.

Dan the final one is..YES MAN!! Dibintangi oleh Jim Carrey yang memang ahlinya film komedi, film ni bercerita tentang Carl Allen, seorang pegawai perusahaan peminjaman uang, yang selalu berkata tidak pada hal-hal di sekitar dia. Karena itu pula hidup dan karirnya jadi stuck. Sampe akhirnya dia datang ke sebuah seminar dimana di sana dia diajak (rada dipaksa) untuk berkata ya pada tiap orang. Dan dari sinilah hidupnya berubah. Karirnya naik, berhasil ngegebet cewek, dan hubungan dengan teman-temannya pun kembali membaik. Tapi ga selamanya jawaban ya itu berbuah baik. Gara-gara selalu menjawab ya, Carl dikira terpaksa mengiyakan ajakan ceweknya untuk tinggal bersama, bahkan dia ampe dituduh sebagai teroris oleh polisi. Well, at the end dia akhirnya menyadari kalo ga semua hal bisa dijawab dengan ya. Happy end lah...
Pembahasan...satu lagi film Jim Carrey yang harus ditonton. Ga cuma segi komedinya, tapi romantisnya juga dapet. Setipe dengan film Bruce Almighty lah. Dan pesan dari film ini adalah...sepertinya bisa ditebak sendiri ya..yaitu if you always say 'no' to all things around you, you might lost the good ones too. Dan kalo menurut temen gue, pesannya yang lain adalah jangan selalu percaya dengan kata-kata motivator di seminar yang anda ikuti. hehehe...

Lelaki yang gelisah


Dari pinggir kaca nako, di antara celah kain gorden, saya melihat lelaki itu mondar-mandir di depan rumah. Matanya berkali-kali melihat ke rumah saya.Tangannya yang dimasukkan ke saku celana, sesekali mengelap keringat di keningnya. Dada saya berdebar menyaksikannya.

Apa maksud remaja yang bisa jadi umurnya tak jauh dengan anak sulung saya yang baru kelas 2 SMU itu? Melihat tingkah lakunya yang gelisah, tidakkah dia punya maksud buruk dengan keluarga saya? Mau merampok? Bukankah sekarang ini orang merampok tidak lagi mengenal waktu? Siang hari saat orang-orang lalu-lalang pun penodong bisa beraksi, seperti yang banyak diberitakan koran. Atau dia punya masalah dengan Yudi, anak saya? Kenakalan remaja saat ini tidak lagi enteng. Tawuran telah menjadikan puluhan remaja meninggal.

Saya berdoa semoga lamunan itu salah semua. Tapi mengingat peristiwa buruk itu bisa saja terjadi, saya mengunci seluruh pintu dan jendela rumah. Di rumah ini, pukul sepuluh pagi seperti ini,saya hanya seorang diri. Kang Yayan, suami saya, ke kantor. Yudi sekolah, Yuni yang sekolah sore pergi les Inggris, dan Bi Nia sudah seminggu tidak masuk. Jadi kalau lelaki yang selalu memperhatikan rumah saya itu menodong, saya bisa apa? Pintu pagar rumah memang terbuka. Siapa saja bisa masuk. Tapi mengapa anak muda itu tidak juga masuk? Tidakkah dia menunggu sampai tidak ada orang yang memergoki? Saya sedikit lega saat anak muda itu berdiri di samping tiang telepon.

Saya punya pikiran lain.

Mungkin dia sedang menunggu seseorang, pacarnya, temannya, adiknya, atau siapa saja yang janjian untuk bertemu di tiang telepon itu. Saya memang tidak mesti berburuk sangka seperti tadi. Tapi dizaman ini, dengan peristiwa-peristiwa buruk, tenggang rasa yang semakin menghilang, tidakkah rasa curiga lebih baik daripada lengah? Saya masih tidak beranjak dari persembunyian, di antara kain gorden, di samping kaca nako. Saya masih was-was karena anak muda itu sesekali masih melihat ke rumah.

Apa maksudnya?

Ah, bukankah banyak pertanyaan di dunia ini yang tidak ada jawabannya. Terlintas di pikiran saya untuk menelepon tetangga. Tapi saya takut jadi ramai. Bisa-bisa penduduk se-kompleks mendatangi anak muda itu. Iya kalau anak itu ditanya-tanya secara baik, coba kalau belum apa-apa ada yang memukul. Tiba-tiba anak muda itu membalikkan badan dan masuk ke halaman rumah. Debaran jantung saya mengencang kembali. Saya memang mengidap penyakit jantung. Tekad saya untuk menelepon tetangga sudah bulat, tapi kaki saya tidak bisa melangkah.

Apalagi begitu anak muda itu mendekat, saya ingat, saya pernah melihatnya dan punya pengalaman buruk dengannya. Tapi anak muda itu tidak lama di teras rumah. Dia hanya memasukkan sesuatu ke celah di atas pintu dan bergegas pergi. Saya masih belum bisa mengambil benda itu karena kaki saya masih lemas.


Saya pernah melihat anak muda yang gelisah itu di jembatan penyeberangan, entah seminggu atau duaminggu yang lalu. Saya pulang membeli bumbu kue waktu itu. Tiba-tiba di atas jembatan penyeberangan, saya ada yang menabrak, saya hampir jatuh. Si penabrak yang tidak lain adalah anak muda yang gelisah dan mondar-mandir di depan rumah itu, meminta maaf dan bergegas mendahului saya. Saya jengkel, apalagi begitu sampai di rumah saya tahu dompet yang disimpan di kantong plastik, disatukan dengan bumbu kue, telah raib.

Dan hari ini, lelaki yang gelisah dan si penabrak yang mencopet itu, mengembalikan dompet saya lewat celah di atas pintu. Setelah saya periksa, uang tiga ratus ribu lebih, cincin emas yang selalu saya simpan di dompet bila bepergian, dan surat-surat penting, tidak ada yang berkurang. Lama saya melihat dompet itu dan melamun. Seperti dalam dongeng. Seorang anak muda yang gelisah, yang siapa pun saya pikir akan mencurigainya, dalam situasi perekonomian yang morat-marit seperti ini, mengembalikan uang yang telah digenggamnya.

Bukankah itu ajaib, seperti dalam dongeng. Atau hidup ini memang tak lebih dari sebuah dongengan? Bersama dompet yang dimasukkan ke kantong plastik hitam itu saya menemukan surat yang dilipat tidak rapi. Saya baca surat yang berhari-hari kemudian tidak lepas dari pikiran dan hati saya itu.

Isinya seperti ini:
“Ibu yang baik, maafkan saya telah mengambil dompet Ibu. Tadinya saya mau mengembalikan dompet Ibu saja, tapi saya tidak punya tempat untuk mengadu, maka saya tulis surat ini, semoga Ibu mau membacanya. Sudah tiga bulan saya berhenti sekolah. Bapak saya di-PHK dan tidak mampu membayar uang SPP yang berbulan-bulan sudah nunggak, membeli alat-alat sekolah dan memberi ongkos.

Karena kemampuan keluarga yang minim itu saya berpikir tidak apa-apa saya sekolah sampai kelas 2 STM saja. Tapi yang membuat saya sakit hati, Bapak kemudian sering mabuk dan judi buntut yang beredar sembunyi-sembunyi itu. Adik saya yang tiga orang, semuanya keluar sekolah. Emak berjualan goreng-gorengan yang dititipkan di warung-warung. Adik-adik saya membantu mengantarkannya. Saya berjualan koran, membantu-bantu untuk beli beras.

Saya sadar, kalau keadaan seperti ini, saya harus berjuang lebih keras. Saya mau melakukannya. Dari pagi sampai malam saya bekerja. Tidak saja jualan koran, saya juga membantu nyuci piring di warung nasi dan kadang (sambil hiburan) saya ngamen. Tapi uang yang pas-pasan itu (Emak sering gagal belajar menabung dan saya maklum), masih juga diminta Bapak untuk memasang judi kupon gelap. Bilangnya nanti juga diganti kalau angka tebakannya tepat.

Selama ini belum pernah tebakan Bapak tepat. Lagi pula Emak yang taat beribadah itu tidak akan mau menerima uang dari hasil judi, saya yakin itu. Ketika Bapak semakin sering meminta uang kepada Emak, kadang sambil marah-marah dan memukul, saya tidak kuat untuk diam. Saya mengusir Bapak. Dan begitu Bapak memukul, saya membalasnya sampai Bapak terjatuh-jatuh. Emak memarahi saya sebagai anak laknat. Saya sakit hati. Saya bingung. Mesti bagaimana saya? Saat Emak sakit dan Bapak semakin menjadi dengan judi buntutnya, sakit hati saya semakin menggumpal, tapi saya tidak tahu sakit hati oleh siapa.

Hanya untuk membawa Emak ke dokter saja saya tidak sanggup. Bapak yang semakin sering tidur entah di mana, tidak perduli. Hampir saya memukulnya lagi. Di jalan, saat saya jualan koran, saya sering merasa punya dendam yang besar tapi tidak tahu dendam oleh siapa dan karena apa. Emak tidak bisa ke dokter. Tapi orang lain bisa dengan mobil mewah melenggang begitu saja di depan saya, sesekali bertelepon dengan handphone. Dan di seberang stopan itu, di warung jajan bertingkat, orang-orang mengeluarkan ratusan ribu untuk sekali makan. Maka tekad saya, Emak harus ke dokter. Karena dari jualan koran tidak cukup, saya merencanakan untuk mencopet.

Berhari-hari saya mengikuti bus kota, tapi saya tidak pernah berani menggerayangi saku orang. Keringat dingin malah membasahi baju. Saya gagal jadi pencopet. Dan begitu saya melihat orang-orang belanja di toko, saya melihat Ibu memasukkan dompet ke kantong plastik. Maka saya ikuti Ibu. Di atas jembatan penyeberangan, saya pura-pura menabrak Ibu dan cepat mengambil dompet. Saya gembira ketika mendapatkan uang 300 ribu lebih. Saya segera mendatangi Emak dan mengajaknya ke dokter.

Tapi Ibu, Emak malah menatap saya tajam. Dia menanyakan, dari mana saya dapat uang. Saya sebenarnya ingin mengatakan bahwa itu tabungan saya, atau meminjam dari teman. Tapi saya tidak bisa berbohong. Saya mengatakan sejujurnya, Emak mengalihkan pandangannya begitu saya selesai bercerita.

Di pipi keriputnya mengalir butir-butir air. Emak menangis. Ibu, tidak pernah saya merasakan kebingungan seperti ini. Saya ingin berteriak. Sekeras-kerasnya. Sepuas-puasnya. Dengan uang 300 ribu lebih sebenarnya saya bisa makan-makan, mabuk, hura-hura. Tidak apa saya jadi pencuri. Tidak perduli dengan Ibu, dengan orang-orang yang kehilangan. Karena orang-orang pun tidak perduli kepada saya. Tapi saya tidak bisa melakukannya. Saya harus mengembalikan dompet Ibu. Maaf.”

Surat tanpa tanda tangan itu berulang kali saya baca. Berhari-hari saya mencari-cari anak muda yang bingung dan gelisah itu. Di setiap stopan tempat puluhan anak-anak berdagang dan mengamen. Dalam bus-bus kota. Di taman-taman. Tapi anak muda itu tidak pernah kelihatan lagi. Siapapun yang berada di stopan, tidak mengenal anak muda itu ketika saya menanyakannya.

Lelah mencari, di bawah pohon rindang, saya membaca dan membaca lagi surat dari pencopet itu. Surat sederhana itu membuat saya tidak tenang. Ada sesuatu yang mempengaruhi pikiran dan perasaan saya. Saya tidak lagi silau dengan segala kemewahan. Ketika Kang Yayan membawa hadiah-hadiah istimewa sepulang kunjungannya ke luar kota, saya tidak segembira biasanya.Saya malah mengusulkan oleh-oleh yang biasa saja. Kang Yayan dan kedua anak saya mungkin aneh dengan sikap saya akhir-akhir ini.

Tapi mau bagaimana, hati saya tidak bisa lagi menikmati kemewahan. Tidak ada lagi keinginan saya untuk makan di tempat-tempat yang harganya ratusan ribu sekali makan, baju-baju merk terkenal seharga jutaan, dan sebagainya. Saya menolaknya meski Kang Yayan bilang tidak apa sekali-sekali. Saat saya ulang tahun, Kang Yayan menawarkan untuk merayakan di mana saja. Tapi saya ingin memasak di rumah, membuat makanan, dengan tangan saya sendiri.

Dan siangnya, dengan dibantu Bi Nia, lebih seratus bungkus nasi saya bikin. Diantar Kang Yayan dan kedua anak saya, nasi-nasi bungkus dibagikan kepada para pengemis, para pedagang asongan dan pengamen yang banyak di setiap stopan. Di stopan terakhir yang kami kunjungi, saya mengajak Kang Yayan dan kedua anak saya untuk makan bersama. Diam-diam air mata mengalir di mata saya.

Yuni menghampiri saya dan bilang, “Mama, saya bangga jadi anak Mama.”

Dan saya ingin menjadi Mama bagi ribuan anak-anak lainnya.

END OF POST. THERE IS NO MORE

Berapa cara yg bisa dipakai ?


Beberapa hari yg lalu saat menunggu dosen datang ke kelas, terdapatlah beberapa orang mahasiswa yg sedang ngobrol untuk menghabiskan waktu. Tiba-tiba salah satu dari mereka melontarkan pertanyaan.
"Eh gw punya tebak-tebakan nih, sedikit berhitung sih tapi gampang kok. Gini ceritanya, semisal kalian punya tangga, yg memiliki jumlah anak tangga 2, jadi ada berapa cara untuk kalian memakai tangga tsb ?"
yg lain lalu menjawab, "Gampanglah ya jelas 2 cara dong. Cara pertama injek anak tangga satu-satu, dan yg kedua langsung aja dua anak tangga sekaligus."
"Good-good",jawab si pemberi pertanyaan. "Trus kalo 4 anak tangga ada berapa cara ?"

"Pastilah ada 5 cara kan." jawab yg lain.
"Cara 1 : injek satu-satu tangga. (1-1-1-1)
Cara 2 : injek langsung dua-dua tangga. (2-2)
Cara 3 : injek 2 anak tangga trus baru sisanya satu-satu atau kombinasinya (2-1-1 / 1-2-1 / 1-1-2)
Cara 4 : injek 3 anak tangga baru sisanya 1 anak tangga atau kombinasinya (1-3 / 3-1)
Cara 5 : langsung injek 4 anak tangga"
"Wahhh...hebat-hebat." kata yg ngasi pertanyaan.
"Ok kalo gt jika ada 10 anak tangga jadi ada berapa cara yg bisa dipakai ?"
Yg lain ".........(berpikir)"

So menurut kalian ada berapa carakah yg dapat dipakai ?
END OF POST. THERE IS NO MORE

Cara mendapat pasien dalam 1 malam


END OF POST. THERE IS NO MORE


Alkisah si ibu bermata satu yang mempunyai seorang anak laki-laki

Ketika anak laki-lakinya pergi sekolah SD, si ibu datang ke sekolah untuk melihat2 anaknya. Tapi apa yang terjadi, si anak laki-lakinya jadi malu karena diolok-olok oleh teman-teman, karena dia mempunya ibu bermata satu. Sesampai di rumah si ibu dimarahin oleh si anak. Sejak itu si ibu tidak dibolehkan ketemu orang-orang lain agar si anak tidak malu.

Setelah anaknya dewasa, si anak telah bekerja dan sukses, dan sudah berkeluarga dan mempunyai istri yang cantik dan anak2 yang lucu.... si ibu rindu ingin ketemu dengan anak dan cucunya. Sesampai di depan pintu rumah anak laki-lakinya, dia diusir oleh anaknya sendiri, seraya berkata: untuk apa kamu datang kesini orang tua bermata satu, kamu telah menakutkan anak-anakku, kata si anak. Akhirnya, si ibu pulang dengan bersedih hati. Dia akhirnya hanya melihat cucu2nya di depan pagar, lalu perlu.

Sekian lama waktu berlalu, si ibu akhirnya sakit dan sepertinya tidak akan lama lagi umurnya. Dia memberi tahukan berita ini kepada anak laki-lakinya itu, bahwasanya dia sedang sakit parah. Tapi, si anak laki2 tetap tidak mau ketemu ibunya. Ajalnya pun menjemputnya.

Selang beberapa waktu, si istri dari si anak laki2 bertanya ke suaminya: mengapa kamu tidak datang ke rumah ibumu?
Dia menjawab: saya sedang sibuk. Tapi akhirnya, dia dibujuk oleh istrinya, agar pergi ke rumah ibunya tersebut sekali saja karena ibunya sudah tiada.

Akhirnya si anak laki2 pergilah ke rumah almarhum ibunya, dia masuk ke rumah yang telah lama dia tinggalkannya, dan ada secarik kertas yang ditinggalkan oleh ibunya berisi: "anakku, aku sangat bahagia melihatmu dari kecil, sampai dewasa dan menjadi sukses sekarang ini. ketahuilah nak, bahwasanya kamu kecil hanya mempunyai mata satu, aku telah merelakan mata yang satu lagi diberikan kepadamu, agar kamu bisa hidup bahagia nantinya".

Si anak akhirnya, menanggis sijadi-jadinya: oh..ibu.............maafkan aku selama ini.

TIPS & TRICK BLOG : MENAMPILKAN ICON BLOG

Tips & trick kali ini akan membahas tentang favicon. Sebelum lebih lanjut tentunya kalian bertanya apa itu favicon.
Favicon itu adalah icon yg muncul saat kita membuka sebuah page. Letaknya berada di sebelah kiri tempat mengetik alamat web tersebut di browser. Dan ada jg yg akan muncul saat membuka tab baru di browser internet anda.



Jika Anda menginginkan favicon untuk blog anda, berikut adalah langkah-langkah dalam membuat favicon dan memunculkannya di blog anda :
  1. Siapkan file gambar yg akan di jadikan icon
  2. Masuk ke menu dashboard lalu Backup template dan page element yg Anda punya
  3. Masuk ke web Dynamic Favicon for Blogger untuk men-konvert file gambar yg telah disiapkan menjadi .ico dan mendapatkan code untuk di masukkan di template blog Anda.



  4. Setelah men-copy kode yg diberikan lalu masukkan kode tersebut di template setelah ]]></b:skin> dan sebelum </head>
  5. Save.
Sekarang blog Anda sudah memiliki favicon yg berbeda dari yg standar diberikan.
Selamat mencoba !!

Selamat Tahun Baru 2009

"SELAMAT TAHUN BARU 2009"

Semoga di Tahun yang baru ini rencana dan harapan yg telah di buat dapat terwujud.

SEND OF POST. THERE IS NO MORE