Tema foto hari ini adalah INTERNATIONAL PREWEDDING, jadi saya menggunakan gaun pengantin putih modern ala barat, dengan rok
bagian depan yang pendek dan bagian
buntutnya panjang. Sementara pasangan saya menggunakan
kemeja putih dan jas hitam.
Waktu terbit matahari sekitar pukul 5 sampai 5.30 pagi. Ditambah dengan waktu make-up 1,5 jam dan perjalanan 1,5 jam, maka seharusnya kami berangkat dari rumah pukul 2.30 subuh. Apa daya karena salah mengatur waktu alarm, kami baru berangkat dari rumah jam 3.30. Dengan mobil kecepatan tinggi, kami sampai di salon pukul 4.30. Sambil menjalani proses make-up, kami menyadari pagi itu cuaca sangat mendung, bahkan sedikit gerimis. Maka hilanglah harapan kami untuk foto dengan latar matahari terbit.
Waktu terbit matahari sekitar pukul 5 sampai 5.30 pagi. Ditambah dengan waktu make-up 1,5 jam dan perjalanan 1,5 jam, maka seharusnya kami berangkat dari rumah pukul 2.30 subuh. Apa daya karena salah mengatur waktu alarm, kami baru berangkat dari rumah jam 3.30. Dengan mobil kecepatan tinggi, kami sampai di salon pukul 4.30. Sambil menjalani proses make-up, kami menyadari pagi itu cuaca sangat mendung, bahkan sedikit gerimis. Maka hilanglah harapan kami untuk foto dengan latar matahari terbit.
Kami memilih PANTAI MERTASARI sebagai lokasi
pemotretan pertama. Pantai ini sederet dengan Pantai Sanur, hanya lebih sepi. Pertama-tama kami berfoto
di pinggir pantai, yang kebetulan saat itu ada 2 anjing putih. Jadi kami
berfoto seolah kami sedang bermain dengan kedua anjing (dan anehnya anjing ini
mengikuti kami terus selama di sana). Di sini juga terdapat jalan setapak yang menjorok ke laut
terbuat dari tumpukan batu, dimana di ujung jalan setapak tersebut terdapat gazebo.
Selepas dari Pantai Mertasari, kami menuju KAWASAN HUTAN MANGROVE. Menurut teman
saya, tempat ini hampir mirip dengan hutan mangrove yang ada di Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Hanya saja hutan mangrove yang berada di Bali ini lebih sejuk karena lebih banyak pohon dan lebih teduh. Biaya masuk untuk foto prewed di sini adalah Rp. 150.000,-. Kami pun menyelusuri jalan setapak yang terbuat dari jembatan kayu yang total panjangnya mencapai 2 km mengelilingi kawasan hutan ini. Kami tiba sekitar pukul 8 pagi, dan kami nyaris tidak berjumpa dengan pengunjung lainnya. Jadi kami bisa berfoto dengan santai, dimana saja, tanpa kuatir akan mengganggu jalan orang lain (berhubung lebar jalannya terbatas) atau kuatir ada orang lain yang ikut terpotret.
saya, tempat ini hampir mirip dengan hutan mangrove yang ada di Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Hanya saja hutan mangrove yang berada di Bali ini lebih sejuk karena lebih banyak pohon dan lebih teduh. Biaya masuk untuk foto prewed di sini adalah Rp. 150.000,-. Kami pun menyelusuri jalan setapak yang terbuat dari jembatan kayu yang total panjangnya mencapai 2 km mengelilingi kawasan hutan ini. Kami tiba sekitar pukul 8 pagi, dan kami nyaris tidak berjumpa dengan pengunjung lainnya. Jadi kami bisa berfoto dengan santai, dimana saja, tanpa kuatir akan mengganggu jalan orang lain (berhubung lebar jalannya terbatas) atau kuatir ada orang lain yang ikut terpotret.
Setelah cukup banyak
berfoto dengan gaun seperti pada umumnya, tibalah saatnya untuk “crashing the gown”. Sebelumnya, kami
sudah meminta persetujuan dari salon tempat kami menyewa gaun untuk membawa
gaun ini ke tempat basah, yang tak lain adalah pantai. Dan pilihan kami adalah
PANTAI PADANG-PADANG. Kami sampai di tempat ini sekitar pukul 11 siang, dan
saat itu langit sedang terik sekali, maka kami menunggu di dalam mobil sejenak,
berharap cuaca yang lebih baik sambil mengisi perut. Jam 12 kami putuskan untuk
turun ke pantai dan memulai pemotretan. Pantai Padang-padang hari itu cukup
ramai. Awalnya malu juga untuk bergaya dengan gaun dan dilihat banyak orang,
tapi biarlah.
Setelah berfoto dengan
gaun ini selama 1 jam dan gaun ini menjadi cukup berat karena lumayan basah,
kami berganti dengan pakaian yang lebih ringan dan mengambil spot lain. Masih di Pantai Padang-padang, letaknya di sebelah kanan dari pantai
utama. Di sini banyak batu karang, dan kalau laut sedang tidak pasang, kita
bisa berjalan lebih ke kanan dimana terdapat lebih banyak spot yang menarik.
Dan seperti foto prewed wajib di Bali, tak
lengkap rasanya bila tidak berfoto dengan sunset, alias matahari terbenam. Dan
lokasi yang kami pilih untuk sunset adalah Pantai TEGALWANGI. Letaknya agak
terpencil, ikuti jalan menuju Ayana Resort, lalu sebelum pintu masuk resort
belok ke kanan. Ikuti jalan tersebut sampai mentok dan tibalah kita di Pantai Tegalwangi. Di depan lahan ada peringatan
dilarang masuk dan milik properti pribadi, tapi kami tetap melihat banyak mobil
dan motor yang terparkir, serta banyak pengunjung di dalamnya. Bahkan ada yang
melakukan foto prewed juga.
Pantai ini unik, karena pantai dan lautnya
sendiri terletak di bawah. Dari tempat masuk, kita akan menjumpai padang rumput
luas dengan
tebing curam di ujung padang rumput tersebut. Untuk menuju pantai, ada jalan
kecil di sebelah kiri. Tangga ke bawahnya hanya terbuat dari batu dan tanah,
jadi kita harus hati-hati.
Kami sampai pukul 4 sore, jadi kami melakukan
sesi foto piknik dahulu di padang rumput. Di sini angin cukup berhembus kencang,
jadi jangan berada di area pinggir tebing. Pukul setengah 6 sore, tampaknya
kami tak akan mendapat matahari terbenam yang bagus karena di batas cakrawala
banyak awan, jadi kami turun saja ke pantai sebelum langit gelap. Pantainya
sendiri tidak luas, tapi jumlah orang yang berada di pantai bisa dihitung
dengan jari, jadi kami bisa mengambil foto dengan nyaman dan santai.
Saat kami survei tempat ini beberapa minggu
sebelumnya, tidak ada tanda adanya penjaga yang mengawasi tempat ini. Nyatanya
saat kami hendak meninggalkan tempat ini, ada pria yang mengaku pengelola
tempat tersebut dan meminta biaya foto prewed sebesar Rp. 250.000,- lalu
memberikan kuitansi biasa yang ditulis tangan saja. Kami sempat berargumen,
waktu kami survei sebelumnya juga ada yang foto prewed tapi tak ada yang
memungut bayaran. Karena tak mau ambil pusing, akhirnya kami bayar saja.
Sehabis makan malam, kami menuju lokasi
pemotretan terakhir, yaitu di tengah keramaian kota, tepatnya di bundaran depan LAPANGAN PUPUTAN BADUNG. Di tengah bundaran terdapat patung yang
dikelilingi air mancur yang bergerak naik turun dan disorot lampu warna-warni.
Jadi foto yang dihasilkan cukup menarik, gratis biaya masuk atau sewa tempat
pula. Modalnya hanya satu, yaaaa asal anda cukup pede saja dilihat oleh orang-orang yang lalu lalang di jalan.
Sekian pemotretan hari
kedua, sampai jumpa besok.
To be continued….
info yang diberikan cukup menarik, saran dari saya lebih diperbanyak lagi untuk postingannya...
BalasHapusHey keep posting such good and meaningful articles.
BalasHapusIt was really useful on behalf of American state. Keep sharing such ideas among the long run equally. This was really what i wont to be probing for, which i'm glad to came here! Thanks for sharing the such knowledge with USA.
BalasHapusWhat you are spoken communication is totally true. i do know that everyone should say a similar factor, however I simply assume that you simply place it in an exceedingly method that everybody will perceive. i am positive you may reach such a lot of folks with what you've to mention.
BalasHapus