Peneliti CERN sedang mengadakan percobaan beresiko, mengumpulkan antimateri dalam jumlah besar. Percobaan tersebut berhasil, menghasilkan 3 tabung berisi antimateri. Vittoria Vetra (Ayelet Zurer), salah satu peneliti tersebut langsung menuju ke tempat rekannya dan tabung tersebut berada. Saat ia sampai di sana, rekannya sudah tewas dengan bola mata yang dicongkel, dan salah satu dari ketiga tabung tersebut telah hilang. Sementara Paus tiba-tiba meninggal dunia karena serangan jantung. Para kardinal dari seluruh dunia berkumpul di Vatikan untuk mengadakan konklaf, pemilihan Paus baru. Dan saat itu juga Vatikan mendapat ancaman pemboman pada malam pemilihan Paus. Robert Langdon (Tom Hanks) pun dipanggil.
Di Vatikan, tepatnya di kantor Garda Swiss, pelindung Paus dan Vatikan, telah menunggu kepala Garda Swiss, Richter (Stellan Skarsgard) dan Vetra. Langdong lalu diperlihatkan video yang memperlihatkan 4 preferiti, calon kuat Paus baru, diculik dan disekap oleh si pelaku. Seorang demi seorang preferiti akan dibunuh tiap jam mulai jam 8 malam dan pada tengah malam sebuah tabung antimateri yang berada entah dimana siap meledak di atas vatikan. Bersama itu pula disertakan ambigram illuminati, dimana illuminati sendiri adalah sebuah kelompok kuno yang sangat meninggikan sains dan oleh Gereja, pada waktu itu, dianggap berbahaya karena melawan ajaran Gereja sehingga pengikut illuminati diburu dan gereja-gereja mereka dibakar. Sekarang, mereka menuntut balas dendam pada Gereja.
Untuk memecahkan misteri tersebut, Langdon bersama Vetra dan kepolisian Vatikan harus menyusuri gereja-gereja di Roma untuk mencari 'gereja cahaya', tempat tabung antimateri itu disimpan. Untuk itu, pertama Langdon harus masuk ke ruang arsip Vatikan dengan ijin Camerlengo (Ewan McGregor), pemegang kekuasaan di Vatikan selama belum terpilihnya Paus baru. Mereka lalu mencari buku Galileo, yang konon salah satu anggota illuminati dan menyimpan nama-nama gereja illuminati tersebut. Sementara di konklaf sendiri, para kardinal belum menentukan sebuah nama untuk paus baru. Mereka tampaknya menunggu preferiti terselamatkan. Perjalanan Langdon dan Vetra membawa ke empat gereja namun sayangnya Langdon selalu datang terlambat dan kardinal-kardinal tersebut sudah tewas masing-masing dengan cap ambigram, earth, air, fire dan water, hanya kardinal keempat yang sempat tertolong. Lewat kardinal terakhir itu pula mereka mengetahui dimana tempat mereka disekap.
Langdon dan Vetra ke sana. Menyusuri lorong-lorong, mereka akhirnya bertemu dengan si pembunuh yang sedang bersembunyi dan bersiap melaksanakan tugas terakhirnya, membunuh Camerlengo. Pembunuh itu lalu melarikan diri, bersiap pergi menuju mobilnya, sedetik kemudian mobil itu meledak. Langdon dan Vetra lalu menuju ke ruangan Camerlengo yang sedang dijaga pasukan Garda Swiss karena Richter sedang berada di dalamnya. Tiba-tiba terdengar teriakan Camerlengo merintih kesakitan. Saat pintu dibuka, di dada Camerlengo sudah tercap lambang illuminati dan Richter berdiri di sebelahnya mengangkat pistol ke arah sang Camerlengo. Richter langsung ditembak dan tewas saat itu juga, menggengam sebuah kunci yang diberikan kepada Langdon.
Mereka lalu pergi ke kastil Sant'Angelo, tempat bom antimateri tersebut berada. Saat ditemukan, hanya tersisa kurang dari 5 menit sebelum bom itu meledak. Camerlengo lalu membawa bom itu dan naik helikopter seorang diri. Membawa bom itu ke atas langit lalu terjun dengan parasut sesaat sebelum bom meledak. Kerumunan orang-orang yang menunggu di bawah bersorak-sorai memuji keberanian Camerlengo, begitu pula dengan para kardinal yang sedang berkumpul di konklaf, mereka bersepakat untuk memilih Camerlengo sebagai paus baru meskipun ia belum ditahbiskan menjadi kardinal. Robert dan Vetra yang sedang menunggu di kantor Richter secara tak sengaja menemukan sebuah komputer dengan kunci yang serupa dengan yang diberikan Richter kepada Langdon. Langdon lalu menyalakan komputer tersebut. Memutar balik rekaman kantor Camerlengo sampai terjadi penembakan Richter. Terbukalah kenyataan, bahwa Camerlengo adalah otak di balik penculikan para preferiti. Ia menggunakan legenda illuminati untuk mengecoh Gereja. Ia juga yang menempelkan cap tersebut ke tubuhnya lalu menjebak Richter sehingga ia ditembak. Camerlengo yang sedang dalam perjalanan menuju ke ruang konklaf terkejut ketika para kardinal yang sedianya akan memilih ia menjadi paus malah menatap tajam dan kecewa padanya. Camerlengo lalu pergi melarikan diri dan membakar dirinya sendiri. Penutupnya, diputuskan bahwa preferiti terakhir yang diselamatkan menjadi paus baru.
Pembahasan...dari awal film anda sudah dibawa melihat gereja-gereja bersejarah umat Katolik termasuk Basilika Santo Petrus, tempat tinggal paus dan cara konklaf yang terkenal dengan asap hitam dan asap putihnya tersebut. Film ini juga mirip dengan alur film Tom Hanks sebelumnya, The Da Vinci Code dimana penonton dibawa menyusuri sejarah kelam Gereja masa lalu dan misteri-misteri seputar itu. Sayang, film ini kurang berhasil membawa penonton yang sudah membaca novel ini sebelumnya merasakan ketegangan seperti saat membaca novelnya. Banyak adegan yang terasa sangat kebetulan dan disengaja. Beberapa adegan juga memiliki alur yang terlalu cepat, sehingga penonton yang belum mengenal dunia Vatikan mungkin kurang mengerti ketegangan dalam film ini. Selain itu, menurut saya peran Ewan McGregor sebagai Camerlengo kurang bersahaja. Mungkin karena biasanya kita melihat dia di film action seperti The Island dan Star Wars I - III.
Sebagai tambahan, saya ingin berbagi satu permasalahan yang sesungguhnya menjadi kunci persoalan cerita ini tapi tidak ditampilkan dalam filmnya, yaitu alasan si Camerlengo melakukan itu semua, termasuk membunuh paus terdahulu (yang dilewatkan bahasannya di film ini). Awalnya dikarenakan Camerlengo menemukan fakta bahwa paus yang selama ini menjadi ayah angkatnya itu pernah melakukan hal yang tidak boleh dilakukan seorang paus, yaitu mempunyai anak. Camerlengo yang kecewa lalu membunuh paus. Belakangan, diketahui bahwa anak paus itu adalah si Camerlengo sendiri. Hal ini yang akhirnya membuat Camerlengo menyesal dan bunuh diri.
layak ditonton nih :)
BalasHapusho oh...keren kok..
BalasHapus